Rabu, 27 April 2011

Main Orkesan


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

السلام عليكم dan Selamat Sejahtera
O
Cerit ini diawali dengan kepergianAyahanda kami Muhammad Ibrahim bin Haji Hasan pergi merantau ke Provinsi Lampung, pada awal tahun 1970-an. Penulis saat itu masih kelas III Sekolah Dasar Negeri 200 Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.

Semenjak kepergian ayah kami pergi merantau, penulis merasa kesepian. Untuk menghilangkan rasa kesepian ini penulis terinpirasi untuk membentuk sebuah kelompok orkes-orkesan. Mengapa dinamakan kelompok orkes-orkesan dikarenakan kami bermain musik bukan menggunakan alat musik yang sesungguhnya. Melainkan kami bermain orkesan hanya menggunakan benda-benda yang bukan alat musik sesungguhnya.

Tempat kami bermain musik didepan rumah keluarga kami yang terletak di desa Baru Lubai (Jiwa Baru) Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Setiap malam mulai pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB kami selalu bermain orkesan. Lagu lagu yang nyanyikan adalah lagu dangdut yang lagi populer pada tahun 1970 seperti lagu Kebina Ria, Untukmu, Rindu Bayangan dan sebagainya.

Susunan personal Orkesan Lubai Nada sebagai berikut :
  1. Amrullah pemain Gendang (Derigen plastik)
  2. Muhammad Hoyin pemain Akordion (Suara mulut)
  3. Jon Abul pemain Gitar Ritem (Suara mulut)
  4. Mustakim pemain Gitar Melodi (Suara mulut)
  5. Muhammad Hafiz pemain Gitar Bass (Suara mulut)
  6. Yonadi Tambourine/Kecrek (Kaleng Sardinces di isi Kelereng)
  7. Isiqomah (Penyanyi)
  8. Nirda (Penyanyi)
  9. Hilyamah (Penyanyi)
  10. Zuryanah (Penyanyi)
Dikarenkan usia kami yang masih belia, ketika kami bermain Orkesan tidak mengerti apa makna Musik itu sesungguhnya. Kami hanya bermain secara otodidak saja, mengikuti irama lagu Dangdut yang kami dengar melalui piringan hitam maupun saat kami menonton pertunjukan musik Dangdut secara langsung pada saat ada pesta pernikahan di desa Jiwa Baru Kecamatana Lubai. Saat itu biduanita yang populer jika ada pertunjukkan musik Dangdut didesaku yaitu Siti Norhaliyah.

Penulis sebagai pemimpin kelompok Orkesan ini, saat itu tidak mengerti bahwa bermain musik harus merupakan ungkapan isi hati manusia dalam bentuk melodi, ritme, harmoni yang dapat dinikmati melalui pendengaran. Saat bermain Orkesan hanya menirukan suara dari alat musik yang sesungguhnya dan sesuai dengan iramanya misalnya Rindu Bayangan liriknya sebagai berikut :

Tiada seorangpun tau
Betapa hatiku selalu merindu
Rindukan bayangan wajahmu...
Setahun kini telah berlalu

Wajahmu tak lagi sejenak kujumpa
Hilangkan harapanku musnah...

Reff

Hancurlah segala harapanku
Mencapai mahligai kencana
Mungkin ini takdir yang kuasa
Yang harus aku terima...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita 7